
Teknologi Penyemprotan Hama Aviro D16 Gimbal Spray
Inewsindo – Dunia pertanian saat ini berkembang pesat. Oleh sebab itu kebutuhan akan produk IT di bidang pertanian terus berkembang seiring dengan perkembangan digitalisasi global untuk efisiensi dan efektivitas produksi pertanian. Salah satu yang saat ini muncul adalah gimbal alat penyemprot bernama Aviro D16 yang dibuat oleh Avirtech.
Drone Avero D16
Menurut COO Avirtech, Wilson, dengan adanya alat ini, sistem pertanian akan berjalan dengan mudah. Gadget ini dapat dioperasikan dengan drone atau drone kecil. Wilson mengatakan hal di balik peluncuran perusahaannya dari hub semprotan ini adalah permintaan yang besar untuk inovasi semprotan yang berkelanjutan. Sehingga terbentuknya gerakan pertanian berkelanjutan terus berlanjut. “Penggunaan pestisida yang berlebihan tidak hanya berdampak pada lingkungan tetapi juga mempengaruhi biaya operasional,” kata Wilson dalam siaran persnya, Sabtu (1/1).
Wilson mengklaim ini adalah yang pertama di dunia dengan tingkat presisi akurasi semprotan hingga radius 10cm. Dibandingkan dengan akurasi drone, biasanya tidak selalu akurat karena hembusan angin. “Oleh karena itu, drone Aviro D16 kami gabungkan dengan geolocation RTK presisi tinggi dan nozzle pada axis agar tepat sasaran,” jelasnya.
Dia mengatakan drone Avero D16 dilengkapi dengan nozzle semprotan miring dan tabung tambahan untuk memudahkan akses ke titik hama pada pohon yang tidak dapat diakses oleh manusia. Menurutnya, perawatan tanaman yang tepat dan teratur merupakan kunci untuk menghasilkan tanaman yang berkualitas.
“Mencegah lebih baik daripada mengobati. Namun kondisi lapangan dan kurangnya sumber daya manusia menjadi kendala dalam pemeliharaan seperti pengendalian hama dan gulma,” ujarnya.
Apalagi, katanya, penyemprotan pestisida yang dilakukan oleh pekerja manusia tentu akan menimbulkan efek samping bagi kesehatan. “Penyemprotan dengan drone lebih aman bagi manusia dan lingkungan karena lebih sedikit air dan pestisida yang digunakan,” katanya.
Kata Wilson, kecepatan dan ketepatan manusia dalam mendeteksi hama tidak seakurat kecerdasan buatan. Kelapa sawit merupakan industri yang sering mengalami gagal panen akibat serangan hama. Sekitar 25 persen tanaman mati, menunda masa panen hingga satu tahun.
Dia mengatakan drone Avero D16 memiliki sensor yang dapat dengan cepat membaca kesehatan tanaman baru. Cara ini ribuan kali lebih cepat dan efektif dibandingkan pemeriksaan manual oleh manusia. Saat drone mendeteksi titik hama, ia akan langsung menyemprotkan pestisida dengan akurasi semprotan 98 persen. “Pertanian berkelanjutan adalah cara untuk memimpin revolusi pertanian berikutnya. Kami berharap dapat memajukan industri pertanian di Asia Tenggara dengan lebih baik,” ujar Wilson.