Trend

Presiden Jokowi Prediksi Puncak Kasus Covid-19 di Indonesia

Berita TrendPresiden Jokowi memperkirakan puncak kasus Covid-19 di Tanah Air yang disebabkan oleh penularan virus corona subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 akan terjadi mulai pekan depan.

Hal itu disampaikan Jokowi saat memberikan arahan dalam rapat terbatas dengan para menteri dengan topik pembahasan Evaluasi Kebijakan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

“Kita tahu kasus per 3 Juli kemarin ada sebanyak 1.614 kasus dan diprediksi puncak kasusnya akan berada di bulan Juli ni, di minggu kedua atau minggu ketiga,” kata Jokowi

Jokowi kemudian meminta jajarannya untuk menegaskan kembali pentingnya protokol kesehatan. Kepala negara tidak ingin situasi Covid-19 menjadi gangguan bagi laju perekonomian yang kini berangsur pulih.

“Ini penting karena kita tidak mau pengendalian Covid-19 bisa mengganggu ekonomi,” katanya.

Jokowi juga meminta jajarannya untuk mempercepat vaksinasi, terutama yang booster. Lebih lanjut, Jokowi mengakui injeksi booster saat ini baru 24,5%.

“Saya kira ini terus ktia dorong, saya minta Kapolri, Panglima TNI dan Kementerian Kesehatan, BNPB mendorong agar terus vaksinasi booster dilakukan terutama di kota yang memiliki interaksi antar masyarakatnya tinggi,” ujarnya.

Pemerintah menghimbau kepada masyarakat untuk tidak panik dengan meningkatnya kasus baru-baru ini yang disebabkan oleh virus Omicron varian BA.4 dan BA.5.

Wakil Presiden III Gugus Tugas Nasional Penanganan Covid-19 Safrizal ZA dalam keterangan resminya mengatakan, kedua variabel tersebut memiliki masa puncak yang lebih cepat dari sebelumnya.

“Studi kementerian kesehatan menunjukkan bahwa puncak kasus Covid-19 varian BA.4 dan BA.5 sekitar 30% dan 50% lebih rendah dari kasus varian Omicron yang disertai gejala ringan,” kata Safrizal

Munculnya kedua variabel ini telah meningkatkan jumlah kasus terkonfirmasi harian. Alhasil, wilayah aglomerasi seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi kembali berstatus PPKM level 2.

“Masyarakat tidak perlu panik, namun tetap mengurangi kewaspadaan dalam menerapkan protokol kesehatan yang ketat, khususnya memakai masker di ruangan yang tertutup,” kata Safrizal.

Related Articles

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker